Banten – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Falah Pasirmalang, Rangkasbitung, Lebak, Banten dan juga menjabat sebagai Ketua Majelis Pengasuh Pesantren Se-Indonesia (MP3I) Banten KH. Ahmad Rafiudin menyambut baik silaturahmi dan kolaborasi dengan Polri dalam rangka menciptakan situasi kamtibmas dengan aman dan kondusif.
“Kami berharap silahturahmi ini akan terus terjalin dan tokoh agama di Banten akan siap untuk bersinergi dengan Polri untuk mencitakan situasi kamtibmas dengan aman dan kondusif,” tegasnya, di Pondok Pesantren Nurul Falah Pasirmalang Lebak Banten, jum’at (6/12/2024).
Kyai Ahmad Radiudin memastikan secara umum ulama di Banten sangat terbuka dengan kedatangan dari Polri, dimana tujuan ulama dengan Polri adalah sama yaitu menjaga Kamtibmas tetap aman, warga masyarakat rukun, dengan cara yang berbeda.
“Sedangkan kami dengan melalui siar agama, Polri dengan cara bertugas menjaga keamanan,” ucapnya.
Dia juga menuturkan bahwa dewasa ini, kondisi dan kebutuhan masyarakat Indonesia sedang mengalami perubahan yang segnifikan dalam era globalisasi dan otonomi.
“Dalam rangka merespon berbagai perubahan itu, kami Lembaga Pendidikan Islam sebagai salah satu Lembaga yang secara tekhnis dan edukatif melakukan berbagai upaya meningkatkan relevansi dan kualitas Pendidikan Pondok Pesantren,” tambahnya.
Kyai Ahmad menambahkan bahwa keberadaan Yayasan Pendidikan Pondok Nurul Falah merupakan di sisi yang tidak dapat dipisahkan karena keduanya saling mempengaruhi. Pada dasarnya Yayasan Pendidikan Pondok Nurul Falah berkembnag karena adanya dukungan masyarakat, dan secara sederhana berdirinya Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Falah merupakan inisiatif masyarakat baik secara Individu maupun kolektif.
“Begitu pula sebaliknya, perubahan sosial dalam masyarakat merupakan akibat dinamika kegiatan Pondok Pesantren dalam Pendidikan dan Kemasyarakatan. Hal ini merupakan cita-cita Yayasan Pendidikan Pondok Nurul Falah namun Yayasan Pendidikan Pondok Nurul Falah tidak dapat berperan penuh sebagai agen perubahan sosial, apabila tidak mampu beradaptasi terhadap berbagai tuntunan dan perkembangan yang terjadi dimasyarakat menuju era globalisasi dan otonomi,” pungkasnya.