Jakarta – Gerakan buruh May Day 2025 telah menjadi sorotan publik karena dinilai sarat dengan kepentingan politik. Banyak pihak yang khawatir bahwa gerakan ini tidak lagi fokus pada isu-isu yang berkaitan dengan kesejahteraan buruh dan hak-hak mereka di tempat kerja, namun lebih pada isu politik strategis yang memberikan ruang dan keuntungan bagi pihak tertentu yang menganggap dirinya dan kelompoknya sebagai perwalikan atau representasi kaum buruh, dimana pada pelaksanaannya isu yang diangkat juatru diarahkan untuk menyerang dan mendiskreditkan kinerja serta kebijakan pemerintah.
Masyarakat dapat memahami bahwa gerakan buruh seharusnya fokus pada isu-isu yang berkaitan dengan kesejahteraan buruh dan rakyat kecil, yang mana semangat tersebut seperti tidak muncul dalam gerakan buruh yang ada saat ini sehingga sudah sepatutnya masyarakat maupun elemen apapun tidak mendukung gerakan atau bahkan ikut serta dalam aksi May Day 2025. Masyarakat diyakini sudah cerdas dan paham bahwa pergerakan yang ada hanyalah memberikan keuntungan bagi segelintir orang.
Terkait hal tersebut PBHI sebagai organisasi yang concern terhadap isu hukum dan demokrasi jelas sepakat dengan pandangan masyarakat saat ini.
“Kita tidak wajib untuk mendukung atau bahkan terlibat dalam aksi unjuk rasa dalam rangka memperingati May Day 2025, karena jelas gerakan tersebut sarat akan kepentingan politik yang justru dapat menimbulkan kegaduhan dan memecah belah masyarakat.” tegas PBHI.
Pihaknya tetap menghormati semangat kelompok buruh dalam memperingati hari buruh namun berpesan agar bisa dilakukan dengan cara – cara yang tertib dan elegan sehingga pesan atau tuntutan yang diusung bisa sampai kepada pemerintah.