Menu

Mode Gelap
Aksi Demo Kamisan di KPK, Massa Garantor Desak Firli Bahuri cs Panggil Ahmad Sahroni & Ahmad Ali soal Dugaan Korupsi Demo Tolak Kenaikan BBM Bersubsidi, Massa PMII Tuntut Pemerintah Transparan Jika Pemerintah Ngotot Naikkan Harga BBM, Aktivis Corong Rakyat: 6 September Bakal Demo Bersama Buruh, Aktivis, Mahasiswa Polemik Perusahaan Bir Jadi Sponsor Formula E, GPMI: Ketua Panitia Jangan Tunggu Rakyat Turun ke Jalan Melakukan Penolakan !! Diskusi Corong Rakyat, Kelompok Radikal Makin Brutal Manfaatkan Isu IKN, Tunda Pemilu, Papua, Halal, Migor untuk Memperkeruh Suasana

Ekonomi Rakyat · 12 Feb 2022 04:15 WIB ·

Pertumbuhan Ekonomi 2021 Belum Memuaskan


 Pertumbuhan Ekonomi 2021 Belum Memuaskan Perbesar

Pertumbuhan ekonomi Triwulan IV-2021 dan secara kumulatif tahun 2021 yang diumumkan oleh BPS menurut anggota DPR RI Komisi XI Anis Byarwati masih jauh dari kata memuaskan, “perbandingan ekonomi Indonesia triwulan IV-2021 terhadap triwulan IV-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 5,02 persen (y-on-y), sedangkan secara kumulatif perekonomian Indonesia tahun 2021 hanya tumbuh sebesar 3,69 persen”.

Menurut Ketua Bidang Ekonomi Dan Keuangan DPP Partai Keadlilan Sejahtera (PKS) ini seharusnya pertumbuhan ekonomi bisa mencapai angka 5% karena trend windfall yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya akibat terkontraksi. Windfall sendiri adalah merupakan pajak yang dipungut pemerintah terhadap industri tertentu ketika kondisi ekonomi memungkinkan industri tersebut mengalami keuntungan di atas rata-rata.

“Melihat trend windfall harga barang komoditas terutama CPO dan Batu Bara dan pertumbuhan ekonomi pada tahun sebelumnya yang low base masih terkontraksi sebesar 2,07%, seharusnya pertumbuhan ekonomi bisa mencapai angka 5%,” katanya.

Lebih rinci Anis menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 masih ditopang oleh belanja Kesehatan dalam menghadapi Covid-19 khususnya varian Delta pada pertengahan tahun. Ditandai dari sektor lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 10,46 persen. Tetapi sektor manufaktur dan industri pengolahan belum tumbuh seperti yang diharapkan.

Legislator asal Jakarta ini menuturkan, “Terhambatnya pertumbuhan ekonomi tahun 2021 tidak bisa dilepaskan dari lemahnya antisipasi Pemerintah dalam menghadapi varian Delta pada Triwulan III-2021,” tuturnya.

Seperti yang sudah diperkirakan sebelumnya, pertumbuhan PDB menurut pengeluaran tertinggi terjadi pada Komponen Ekspor Barang dan Jasa, khususnya barang-barang komoditas pertambangan dan perkebunan sebesar 24,04 persen, diikuti Komponen belanja Pemerintah sebesar 4,17 persen.

Sedangkan komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi sebesar 3,80 persen, baru kemudian Konsumsi Rumah Tangga sebesar 2,02 persen.

“Rendahnya pertumbuhan belanja Pemerintah dan Konsumsi rumah tangga, menandakan bahwa akselerasi stimulus PEN tidak optimal, hal ini terlihat dari daya serap PEN sepanjang tahun 2021 hanya mencapai 88 persen, itupun ada indikasi mislokasi dana PEN digunakan untuk BUMN sebesar Rp 33 triliun” tegas Wakil Ketua BAKN DPR RI ini

Menurut Anis, pada tahun 2022 Indonesia menghadapi tantangan tidak ringan. Ancaman inflasi mulai terasa, terutama dari kenaikan harga LPG Non-Subsidi, minyak goreng, serta bahan makanan.

“Inflasi diperkirakan akan menggerus daya beli masyarakat kelas bawah dan menengah. Pada saat yang sama pembukaan lapangan pekerjaan masih belum pulih seperti sebelum terjadinya Covid-19,” katanya.

Kondisi tahun 2022 akan semakin berat, mengingat Pemerintah mulai mempersiapkan konsolidasi fiskal untuk memasuki defisit anggaran kembali normal dibawah 3% dalam APBN 2023. Ruang fiskal yang dimiliki pemerintah semakin tertekan akibat dari beban bunga utang yang dikeluarkan semakin besar.

Tidak hanya itu legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menambahkan kondisi ketidakpastian pandemi dan tidak fokusnya pemerintah mengawal perekonomian nasional terlihat dari prioritas membangun Ibu Kota Negara (IKN).

“Beban bunga utang ini semakin makin besar. Praktis ruang fiskal yang dimiliki Pemerintah akan semakin mengecil. Sementara kondisi ketidakpastian global dan domestik akibat serangan Virus Covid-19 varian Omnicorn sedang beranjak naik menuju puncak. Tantangan 2022 jelas semakin berat, sudahlah, pemerintah fokus untuk mengawal perekonomian nasional, ketimbang membangun Ibu Kota Negara yang tidak medesak untuk saat ini,” tutup Anis.

 

pks.id/content/pertumbuhan-ekonomi-2021-belum-memuaskan

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 12 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Minta KPK Kerja Cepat Usai Pemeriksaan Edi Sumantri, Advokat Peradi : Segera Naikkan Kasus Formula E ke Penyidikan

30 March 2023 - 10:15 WIB

Pemeriksaan Edi Sumantri Soal Formula E, Pengamat : Jangan Cuma Formalitas, Tapi Harus Picu KPK Naik ke Penyidikan

29 March 2023 - 11:33 WIB

SDR : KPK Harus Berani, Tuntaskan Kasus Formula E Apalagi Ini Libatkan Nama Eks Gubernur DKI Anies!

28 March 2023 - 15:14 WIB

Petrus Selestinus: Meski Pahit Rasanya bagi Anies Baswedan atau Publik, KPK Harus Jujur Soal Kasus Formula E!

24 March 2023 - 09:18 WIB

KPK Kena Gertak Politik, Jadi Plintat-plintut! LSAK : Jawab Dong Keraguan Publik Soal Kasus Formula E!

23 March 2023 - 14:53 WIB

Kasus Formula E Mandeg, SDR : Bukti Sudah Ada & KPK Tak Perlu Gunakan Mens Rea, Tunggu Apa Lagi?

21 March 2023 - 13:26 WIB

Trending di News